Sabtu, 14 Februari 2009

Lebih Dekat dengan Aina Liza, Isteri Bupati Wonosobo


Aura ceria memancar dari rumah dinas bupati Kholiq Arif. Kediaman resmi orang nomor satu di Wonosobo yang terletak persis di belakang pendopo kabupaten tersebut tampak semarak. Bukan karena ada redesain ruangan atau penambahan aksesoris, tetapi suasana lebih hidup dengan derai tawa ceria anak-anak.

Siang kemarin, Khadijah dan Fafa tampak sibuk menggambar di ruang ajudan, sebentar kemudian berlarian ke ruang belakang. Dua anak yang usianya hampir sebaya, Khadijah 4,5 tahun dan Fafa, 7 tahun, baru 2 minggu ini menjadi saudara tiri setelah ayah dan ibu mereka mengikat tali suami istri. Khadijah adalah puteri semata wayang Aina Liza yang belum lama ini disunting Kholiq.



Kehadiran Dija –panggilan Khadijah-, cukup membuat Fafa, anak kedua Kholiq itu terhibur. Ia memiliki teman bermain di rumah. “Senang punya adik, lucu,”aku bocah bernama lengkap Omar Laits Ashva itu seraya tertawa. Adik dari Mikail Omar Ma’roov itu bergegas mengambil kamera saku memperlihatkan hasil jepretannya ketika acara syukuran pernikahan ayahnya di Kampung Jaraksari seminggu lalu.

“Mamaku cantik ya,”cetus murid kelas 1 SD tersebut polos sembari menunjukkan foto-foto ibunya yang baru.

Ya, rumah dinas yang berada di Jalan Merdeka itu kini memiliki nyonya rumah. Masih sangat muda, 31 tahun, perempuan yang dibesarkan di kota besar dan memiliki karir di perusahaan swasta. Setelah resmi menjadi Nyonya Kholiq Arif, jabatannya sebagai manager corporate di PT Ebiz di Surabaya ditinggalkan. Sebulan lalu pemilik gelar Sarjana Sastra Inggris ini resign dari kantor dan mulai fokus menata kehidupan rumah tangganya.

“Ini juga tugas bagi saya yang membutuhkan tanggung jawab besar pada keluarga dan masyarakat”katanya memberi alasan rela meninggalkan pekerjaannya untuk kemudian rela pindah ke kota dingin. Menurut dia, sejatinya tidak ada perbedaan antara pekerjaan dulu dan sekarang. Karena masing-masing memiliki tanggung jawab dan pelayanan terhadap masyarakat. Hanya bidangnya saja yang berbeda.

Siang itu ketika ditemui di pendopo belakang, Aina Liza yang minta dipanggil Bu Kholiq itu tampak segar dalam balutan busana merah tua bermotif putih dipadu kerudung warna nyaris senada. Dalam perbincangan santai dengan Radar Semarang kemarin, arek Suroboyo itu terkesan berhati-hati dalam pembicaraan.

Siap mental yang harus dipersiapkan untuk menjadi first lady-nya Wonosobo. “Kalau niatnya baik, dilakukan dengan baik, prosesnya juga baik. Insya Allah hasilnya juga baik,”katanya diplomatis.

Wanita berkerudung itu mengaku sekarang tengah dalam penyesuaian. Baik terhadap lingkungan baru di keluarga suami, rumah dinas maupun dengan jajaran birokrasi. Belajar 10 program pokok PKK menjadi fokusnya sekarang. Maklum saja, bungsu 6 bersaudara kelahiran Banjarmasin ini harus segera aktif di perkumpulan ibu-ibu yang diorganisir isteri pejabat tersebut.

“Saya sudah ke kantor PKK bertemu dengan para pengurus. Juga sudah bertemu Ibu Yati Muntohar isteri Pak Wabup serta Ibu Yani isteri Pak Sekda. Kami sudah ngobrol. Record kegiatan yang sudah dilakukan seperti apa, itu menjadi info buat saya. Kebetulan saat ini memasuki program baru di awal tahun bersamaan saya aktif,”paparnya lembut.

Punya terobosan baru untuk kegiatan PKK? Dia menjawab kegiatan yang sudah direncakan sekarang harus dimaksimalkan terlebih dulu. Hasilnya menjadi bahan evaluasi untuk program-program ke depan. Saat ini terpenting menurut dia, menindaklanjuti program yang sudah ada.

Kholiq yang ikut nimbrung dalam obrolan itu mengaku kisah cintanya bisa dibilang kilat. Desember baru kenal, lalu bertamu ke kediaman Daud Yudarana mengutarakan niatnya menyunting Liza.

“Tidak ada pacar-pacaran. Prosesnya cepat. Sebelumnya saya sudah tahu dia. Ada yang mengenalkan. Tapi sebatas tahu saja, tidak lebih. Lalu saya berpikir untuk serius. Saya matur ke Ibu (Ny. Rukhayah Umar Yusro) calon yang ini bagaimana. Termasuk konsultasi ke kiai. Ibu salat istikharoh, bilang dia (Liza) baik. Akhirnya saya mantap. Kemudian nembung ke orang tuanya,”urai Kholiq sembari melirik mesra sang isteri. Ia menambahkan bertemu langsung dengan Liza ketika di rumah orang tuanya itu.

Hal senada dikatakan Liza, salat istikharoh dilakukan sebelum memberi jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ atas lamaran pria berusia 41 tahun tersebut. Proses secara islami dilalui termasuk diawali dengan taaruf dan mengenalkan anak-anak dari keduanya.

“Begitu ketemu, Mika sama Fafa langsung manggil Mama, bukan tante lagi. Dija juga begitu, panggil saya Ayah. Mereka sudah saling cocok,”ujarnya.

Mereka berharap ini perkawinan terakhir, setelah keduanya sama-sama pernah gagal berumah tangga.

Mulai Senin (9/2) besok, alumni Univeritas 17 Agustus Surabaya itu sudah mulai aktif bersama ibu-ibu PKK Wonosobo. Jumat malam kemarin, Kholiq sudah mengajaknya di acara malam infaq Yakaumi di aula Kecamatan Selomerto yang dihadiri oleh jajaran pimpinan SKPD Wonosob beserta isteri, alim ulama dan tokoh masyarakat. Pada kesempatan itu ia dikenalkan sebagai Nyonya Kholiq Arif kepada masyarakat.

BY:wonosobo cyber community.www.e-wonosobo.com

2 komentar:

saifurroyya mengatakan...

Istri adalah motivator bagi suaminya..Dan anak adalah penyemangatnya

Anonim mengatakan...

Sebagai teman saya ikut senang dan berbahagia mengetahui skrg liza telah menjadi Ny bupati wonosobo

Posting Komentar

Hidup Adalah Pilihan © 2008. Design by :andri.wsb Sponsored by: andri.jgc30 wonosobo ASRI